Sumenep, AnalisaNews – Tindakan seorang Kapolres seharusnya mencerminkan kepemimpinan yang kuat, responsif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat. Namun, Kapolres yang kita bicarakan sekarang, tindakannya justru menimbulkan sejumlah pertanyaan.
Fokus yang berlebihan pada kegiatan seremonial seperti mengundang pengajian dan mengunjungi pesantren, sementara mengabaikan tugas-tugas pokok kepolisian seperti menghadapi demonstrasi dengan bijaksana, menimbulkan kesan bahwa yang bersangkutan lebih mementingkan pencitraan daripada kinerja nyata.
Tentu saja mengundang beragam pertanyaan mengenai kualitas kepemimpinannya. Ketidakhadiran seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakat yang tengah menyuarakan aspirasi, apalagi dalam konteks penegakan hukum, adalah sebuah tanda tanya besar
Seorang Kapolres semestinya menjadi sosok yang paling depan dalam menghadapi situasi seperti ini. Ia bukan hanya sebagai representasi dari institusi kepolisian, tetapi juga sebagai simbol negara yang hadir di tengah masyarakat.
Ketidakhadirannya dapat ditafsirkan sebagai bentuk pengecutan atau bahkan ketidakpedulian terhadap hak-hak warga negara untuk menyampaikan pendapat.